Dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote. Siapa yang tak kenal dengan lirik lagu karangan R. Suharjo yang sangat melegenda ini? Hampir semua rakyat Indonesia mungkin hafal dengan penggalan lagu tersebut. Sabang waktu lagu tersebut disenandungkan untuk menunjukkan bahwa negara kita yang luas ini dipagari oleh dua “permaisuri” di ujung Barat dan Timur.  Permaisuri yang cantik penuh pesona. Sabang dan Pulau Rote.


Namun, pernahkah kita bertanya beberapa pertanyaan sederhana -setidaknya pada hati kecil kita sendiri- ? Bagaimanakah rupa Sabang dan Pulau Rote itu ? Dimana letaknya? Bagaimana kehidupan masyarakat di sana? Dan beberapa pertanyaan sederhana lainnya yang tentu saja kita sendiri yang lebih berhak untuk menjawabnya. Mungkin hanya sedikit yang tahu tentang dua daerah ini, khusunya Sabang. Namanya sering terdengar, namun seakan-akan cukup untuk sekedar terdengar saja, kemudian pelan – pelan dilupakan.

Betapa tidak, sebuah pulau kecil yang terletak di ujung Pulau Sumatera ini, pada dasarnya memiliki begitu banyak pesona yang tidak dimiliki oleh semua daerah di Indonesia. Daerah yang hanya memiliki dua kecamatan ( Sukakarya dan Sukajaya) ini dikelilingi oleh Selat Malaka, Samudera Hindia dan tentunya berbatasan langsung dengan negara tetangga Malaysia, Thailand dan India. Tak hanya unggul dari segi letak geografisnya, gugusan pulau – pulau kecil yang eksotis seperti Pulau Klah, Pulau Rondo, Pulau Rubiah menjadi nilai tambah daerah yang terkenal dengan “Mie Sedap” dan “Mie Jalak” nya ini.

Kemudian dari pada itu, seakan tak ada habisnya pesona Pulau yang sebagian orang menyebutnya dengan Pulau Weh ini, Sabang sangat identik dengan keindahan panorama alam bawah laut. Hal ini  tercermin dari slogan yang diciptakan oleh para wisatawan baik lokal maupun mancanegara yang pernah berkunjung ke Sabang yaitu “ Kalau belum diving berarti belum ke Sabang”.

Dengan segala daya tarik yang sebagian besar telah disebutkan di atas, peran serta pemerintah sangat dibutuhkan  demi mengembangkan potensi Sabang yang sangat besar ini dan dalam menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Penguatan dari segi keamanan negara dan pengawasan Keimigrasian menjadi begitu penting mengingat daerah yang seksi ini dikelilingi oleh jalur perdagangan laut internasional disamping berbatasan langsung dengan negara – negara tetangga. 


Oleh karena itu, peran dan tugas Imigrasi menjadi lebih dominan. Sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari 125 (seratus dua puluh lima) Kantor Imigrasi yang berada dibawah Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM R.I. Sebagai penjaga pintu gerbang Negara Kesatuan Republik Indonesia, Kantor Imigrasi Kelas II Sabang membawahi 2 (dua) Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Pelabuhan Laut Sabang dan Bandar Udara Internasional Maimun Saleh selain menjalankan tugas dan fungsi pokok juga telah melaksanakan beberapa kegiatan lainnya dalam mendukung tusi tersebut antara lain : Kegiatan Penyuluhan Hukum, Diseminasi dalam rangka menyambut era Masyarakat Ekonomi ASEAN, Pembentukan dan pengukuhan serta pembentukan Sekretariat Tim Pora Kota Sabang, pemeriksaan Keimigrasian terhadap penumpang dan awak alat angkut kapal pesiar dan yacht sebagai dukungannya dalam pengembangan wisata, menerima kunjungan salah satu anggota Komisi III DPR RI, melaksanakan Gerakan Serentak Empati Layanan Paspor dan Penegakan Hukum Keimigrasian, selain itu Kantor Imigrasi Kelas II Sabang dalam mengwujudkan pelayanan yang berkePASTI-an mencoba  melengkapi sarana dukung layanan kepada pemohon jasa Keimigrasian dan pengawasan Keimigrasian dengan berinovasi membangun web, SMS gateway,  booth layanan DPRI / Paspor RI.

Akhirnya, kita semua menyadari bahwa pemerintah dan masyarakat ibarat dua kaki yang sama pentingnya bagi kita, dimana kinerjanya tidak akan sempurna apabila kehilangan salah satunya. Oleh karena itu, pemerintah ( dalam hal ini Kantor Imigrasi Kelas II Sabang ) sangat membuka diri kepada masyarakat  dalam menjaga dan mengembangkan Sabang sebagaimana yang kita cita-citakan selama ini. Serpihan surga yang tersembunyi diujung paling barat Indonesia.

Senyum pertama Indonesia adalah senyum Imigrasi, dan senyum pertama dari ujung barat Indonesia adalah senyumnya Imigrasi Sabang

Ditulis oleh :
Muhammad Hatta / Muhibbuddin Murzan
Kasi Wasdakim / Fungsional Umum