SABANG – Kantor Imigrasi Kelas II TPI Sabang meningkatkan pengawasan perairan laut Sabang di ujung barat Indonesia guna meminimalisir pelanggaran keimigrasian, terutama dalam mengantisipasi kedatangan pengungsi Rohingya.
“Operasi gabungan ini kita lakukan dalam rangka pengawasan keberadaan dan kegiatan orang asing di perairan Teluk Sabang, juga sebagai langkah awal antisipasi ancaman masuknya orang asing secara ilegal,” kata Kepala Kantor Imigrasi Kelas II TPI Sabang Hanton Hazali di Sabang, Kamis (9/6).
Hanton Hazali memimpin langsung operasi gabungan tersebut didampingi oleh Kepala Seksi Intelijen dam Penindakan Keimigrasian Fachryan, dengan turut melibatkan tim pengawasan orang asing tingkat Kecamatan Sukakarya Kota Sabang yang meliputi Camat, Danramil, Kapolsek, Danpos AL dam perwakilam instansi terkait lainnya.
Rute pengawasan dilakukan mulai dari perairan laut wilayah pelabuhan CT 2 Sabang, sumur tiga, titik kilometer nol Indonesia hingga ke kawasan Pulau Rubiah.
Kepala Seksi Intelijen dan Penindakan Keimigrasian Imigrasi Kelas II TPI Sabang Fachryan menjelaskan pihaknya terus melakukan berbagai upaya dalam meminimalisir pelanggaran keimigrasian, baik pengawasan keimigrasian secara tertutup dan maupun terbuka.
Apalagi dalam beberapa tahun terakhir, menurut dia, daerah Aceh menjadi salah satu tempat persinggahan favorit bagi pengungsi etnis Rohingya.
Sebab itu Imigrasi gencar menggelar operasi gabungan untuk mengawasi wilayah perairan Selat Melaka itu, yang merupakan gerbang pertama untuk masuk ke wilayah NKRI.
“Operasi gabungan ini bertujuan untuk mencegah terjadinya pelanggaran dan juga sebagai langkah pengawasan bersama di wilayah laut,” kata Fachryan.
Selain itu, saat operasi gabungan pengawasan orang berlangsung, pihaknya juga melakukan pemeriksaan terhadap 2 kapal yacht yang bernama S.Y Mariposa dan S.Y Long Tara berbendara Jerman dengan total penumpang/kru 3 orang yang berkewarganegaraan Jerman.
“Setelah pemeriksaan, tidak ditemukan pelanggaran keimigrasian oleh warga negara asing tersebut,” katanya.
